Penjelasan Singkat Tentang Pendidikan dan Pengajaran di PTA

PENDIDIKAN & PENGAJARAN

Pesantern Terpadu Almuslim sangat mementingkan pendidikan dan pengajaran yang memiliki arah serta tujuan sebagai berikut:

  1. Ibadah Thalabul Ilmi Lillahi Ta’ala (tujuan pokok)
  2. Character Building (Pembentukan Karakter/Akhlak)
  3. Self-Control (Pengendalian diri, hidup sederhana, mandiri)
  4. Social Action (Kemasyarakatan)
  5. Total Action (Siap berbuat baik dan tidak menunggu saja)
Suasana Ujian Tulis Santriah Kelas Akhir (VI)
  1. Tujuan Pokoknya “Ibadah Thalabul Ilmi Lillahi Ta’ala”

Pesantren Terpadu Almuslim semata-mata tidak mendidik para santrinya agar menjadi pegawai, akan tetapi menganjurkan agar selalu giat dalam thalabul ilmi dengan niat suci yaitu ibadah memenuhi perintah agama. Tentang nanti dapat menjadi pegawai atau tidak sama sekali tidak menjadi dasar pikiran atau perhitungan.

Bahkan diharapkan nantinya para santri dapat menjadi orang yang dapat memimpin suatu usaha atau organisasi, atau juga dapat memimpin teman-temannya yang menghajatkan pemimpin serta boleh juga menjadi orang yang memiliki pegawai dengan mental pesantrennya yang kuat (Wiraswasta).

Hal ini dapat dilihat dari fakta perkembangan perekonomian, perdagangan dan perusahaan-perusahaan serta tokoh-tokoh pemimpin yang telah ada dimana semuanya tidak terlalu tergantung kepada pelajaran yang khusus bagi pekerjaannya itu, akan tetapi tergantung kepada jiwa dan karakter, kepribadian dan mentalnya.

KBM Putra
  1. Character Building (Pembentukan Karakter dan Akhlak)

Tujuan mulia pendidikan dan pengajaran pesantren selanjutnya adalah menumbuhkan serta membentuk sikap dan tingkah laku para santri menjadi lebih baik, terhormat, mulia dan tidak tercela dalam pandangan Allah dan masyarakat. Tujuan mulia ini sangat sesuai dengan tujuan Allah mengutus Rasulullah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Diantara sifat mulia itu adalah:

  1. Taqwa kepada Allah
  2. Taat dan patuh kepada Rasulullah
  3. Berbakti kepada orangtua
  4. Memuliakan guru
  5. Jujur
  6. Amanah
  7. Menyampaikan
  8. Bijaksana dan cerdas
  9. Dewasa jasmani dan rohani
  10. Bertanggung jawab
  11. Percaya diri
  12. Sabar
  13. Pemaaf
  14. Dan lain-lain
Pembukaan Kegiatan Kepramukaan Kampus Putri
  1. Self-Control (Pengendalian diri, hidup sederhana dan mandiri)

Pendidikan yang berhasil guna adalah pendidikan yang menciptakan anak didik yang mampu mengendalikan diri dalam setiap nafas kehidupannya. Mampu mempertanggungjawabkan dirinya pada keadaan dan situasi apapun, pada saat orang banyak atau sedang sendirian, karena orang yang seperti inilah yang disayang oleh Allah.

Kalau seseorang sudah mampu mengendalikan diri terhadap segala tuntutan dan keadaan, maka ia akan mampu hidup sederhana, mandiri dan hidup sewajarnya. Itulah hidup yang penuh dengan ketenteraman dan keagungan jiwa. Meski punya banyak harta namun tetap sederhana dalam sikapnya, walaupun tidak punya banyak harta (miskin) namun tetap juga sederhana dalam sikapnya dan tidak menggantungkan diri kepada orang lain.

Sederhana bukan berarti miskin dan tidak pula berarti mendidik atau mengajarkan untuk menjadi miskin, bahkan sebaliknya ia bisa menjadi pokok keberuntungan dan dapat memudahkan penghidupan yang jujur dan bersih. Sederhana yang dimaksud adalah proporsional atau sesuai dengan kebutuhan.

Penting bagi semua untuk dibiasakan/dididik untuk hidup sederhana. Makan, minum, tidur, pakaian, hiburan, semuanya harus dapat dilaksanakan dengan sederhana yang tidak mengganggu kesehatan jasmani dan rohani.

Sebaliknya hidup mewah yang tidak mengenal batas akan mudah terpengaruh oleh ajakan setan dan iblis yang senantiasa mengajak ke jalan kejahatan dan menyebabkan orang lupa pada rasa kemanusiaan, tanggungjawab dan rasa syukur.

Itulah sebabnya mengapa di pesantren ini semua dididik hidup sederhana karena dengannya niscaya kita semua akan hidup dengan bahagia dan dapat menghadapi masa depan dengan kepala tegak, tidak ada rasa cemas dan takut.

Pelantikan Pengurus Organisasi Santri (OSPTA)
  1. Social Action (Kemasyarakatan)

Segala apa yang sekiranya akan dialami oleh setiap santri di masyarakat, itulah yang dididikkan oleh Pesantren kepada mereka. Segala tindakan, pelajaran, serta gerak gerik yang ada di pesantren ini akan ditemui dalam perjuangan hidup atau dalam kehidupan di masyarakat nantinya. Dengan pengharapan apabila para santri nantinya kembali ke tengah-tengah masyarakat tidak terlalu canggung lagi untuk menjadi guru di Sekolah Dasar, Ibtidaiyyah, Menengah, Tsanawiyyah, Aliyah, baik mengajar mata pelajaran agama atau umum. Tidak pula canggung untuk menjadi pengurus organisasi, muballigh/da’i, imam, pegawai dan lain-lain.

Disamping itu, kita tidak boleh pula segan menghadapi kenyataan yang ada di dalam masyarakat perekonomian seperti dalam perusahaan pertanian dan lain sebagainya, mengingat bakat masing-masing serta situasi dan kondisi yang ada pada masing-masing.

Jadi, harus dihidupkan dan digalakkan jiwa “kewirausahaan”.

Hanya saja setelah para santri tamat dan ternyata masih kuat, semangat masih ada, orang tua masih sanggup, otak masih segar, dan tidak/belum terpengaruh “ingin lekas tua”, maka haruslah melanjutkan belajarnya ke jenjang selantunya seperti perguruan tinggi baik di dalam atau luar negeri.

Yang perlu diingat adalah bahwa semua santri ini untuk masyarakat, jangan sampai seakan-akan menjauhi masyarakat. Masyarakat menanti kedatangan mereka, mengaharap pimpinan mereka dan akhirnya masyarakat pula yang menilai sampai dimana nilai kepribadian dan amalan mereka.

Pengajian Kitab Kuning
  1. Total Action (Selalu siap berbuat baik, tidak hanya sekedar menunggu saja)

Lembaga pendidikan dianggap gagal dalam mencetak generasi-generasi penerus bila out-putnya atau para alumninya pasif (tidak aktif), tidak memiliki semangat perjuangan yang harus dicapai, yaitu mereka yang hanya menunggu dan menunggu saja pemberian, penawaran, pertanyaan bahkan pekerjaan dari orang lain, tidak mampu berpikir dan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, bahkan tidak mampu berbuat baik. Na’udzubillah min dzalik!

Di pesantren para santri dididik untuk bisa kreatif dan aktif, berbuat baik, seperti: menyapu kamar, membereskan kasur ketika piket kamar, membersihkan asrama, kamar mandi dan lingkungan pesantren ketika pembersihan umum baik setiap hari dan minggunya. Para santri juga dididik untuk aktif dalam keorganisasian baik menjadi pengurus asrama maupun pengurus organisasi santri.

Semuanya itu adalah sebagai bekal nanti setelah tamat dari pesantren untuk terus terbiasa dengan berbuat baik bahkan lebih dari saat mereka dididik di Pesantren Terpadu Almuslim.

Kontingen Indonesia di Pramuka ASEAN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *