Santri Millenial

Dewasa ini, umat manusia sudah tidak dapat dipisahkan dengan suatu hal yang telah menjadi makanan sehari-hari yaitu teknologi. Teknologi hampir menguasai seluruh aspek kehidupan, baik  itu dibidang pendidikan, pertanian, perdagangan, komunikasi, dll. Dimulai dari Revolusi Industri di Inggris tahun 80-an hingga sekarang, teknologi berhasil membawa umat manusia menuju dunia yang baru, dunia yang penuh gemerlap.Teknologi sangat membantu kehidupan manusia, menjadikan hal susah menjadi mudah, berat menjadi ringan, dan jauh menjadi dekat, semua terjadi berkat teknologi. Namun dibalik itu, berbagai kontroversi pun muncul di kalangan masyarakat khususnya dalam hal penggunaan teknologi komunikasi pada remaja yang terkadang menyalahgunakan teknologi itu sendiri. Banyak remaja yang kehilangan kesempatan-kesempatan besar hanya karena disibukkan oleh hal-hal yang justru merusak masa depannya.

Tidak terkecuali pada santri-santriah yang notabenenya tinggal di asrama dan punya aturan khusus berkaitan dengan teknologi, yaitu larangan membawa telepon genggam ke asrama. Larangan pemakaian telepon genggam di pesantren tidak akan membuat santri gaptek alias gagap teknologi. Justru larangan tersebut membuat para santri terjaga dari dampak-dampak negatif yang dihasilkan oleh teknologi itu sendiri,

dan yang patut disyukuri Pesantren Terpadu Almuslim membolehkan para santri-santriahnya membawa laptop dalam rangka mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan IPTEK tentunya dengan batasan-batasan tertentu.

Hal ini membuat para santri tetap bisa mengikuti perkembangan zaman, meski tidak dapat menggunakan telepon genggam. Diharapkan dengan adanya kemudahan ini, dapat membuat santri terus berkembang, baik dalam ilmu dunia maupun akhirat. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana seorang santri tetap dapat menikmati perkembangan teknologi dengan tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang muslim, jawabannya ada pada hadist Rasul berikut :

إنّما الأعمالُ بالنيةِ و إنّما لكلّ امرئ ٍما نوى

“Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung pada niat, dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan”

Niat itulah yang menjadi acuan disetiap kegiatan kita. Jika berniat baik, maka hasilnya pun baik, begitu juga sebaliknya. Sebagai seorang santri, sudah sepatutnya kita mengamalkan apa yang sudah diajarkan pesantren, salah satunya hadist tersebut, berniat baik dalam segala aspek kehidupan, seperti menggunakan sosial media dengan bijak, mampu memanfaatkan peluang yang ada.

Banyak orang yang bertanya-tanya apa itu santri millenial? Bagaimanakah yang disebut dengan santri millenial? Menurut Wikipedia, santri millenial atau santri zaman now adalah para santri yang kini berusia antara 20 sampai 40 tahun karena mereka lahir pada awal 1980-an sampai awal 2000-an.

Tumbuh dewasa sebagai seorang santri membuat kita paham betul cara bersosialisasi dengan sesama, tinggal di tempat yang sama selama bertahun-tahun tidak membuat kita ragu untuk berkarya diluar sana. Setelah tamat nanti, kita harus tetap dapat menyeimbangkan antara dunia dan akhirat, kita harus berkarya sesuai dengan bakat kita.Tidak jarang kita mendengar, baik itu dari berita, sosial media, bahkan dari keluarga-keluarga kita ada banyak sekali santri tamatan pesantren yang diterima kuliah ke luar negeri, atau bahkan bisa sukses di usia muda. Ini membuktikan bahwa didikan pesantren berhasil membuat para santrinya mencapai apa yang diinginkan. Seorang santri yang baik tahu betul bagaimana ia memposisikan dirinya sesuai tempat dan waktu, ia

mengamalkan pepatah arab yang berbunyi :

ضع شيئا في مكانه

“Letakkan sesuatu sesuai pada tempatnya”

Lalu bagaimana cara kita untuk menjadi seorang santri millenial yang baik? Jawabannya adalah : jangan lupakan bahwa ruh dari semua amal yaitu keihklasan, Ikhlas dapat menjadikan hidup kita lebih mudah dan menumbuhkan jiwa tanggung jawab pada amanah yang sedang kita perjuangkan atau jalani”. Ada sebuah ungkapan yang cukup populer yang menjelaskan bahwasanya kita harus mengimbangi amal dan perbuatan kita di dunia dan akhirat, yaitu:

اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأَنَّكَ تَعْيْشُ أَبَدًا وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأنَّكَ تَمُوْتُ غدًا

“Beramallah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok hari”.

Penulis: Nisa Zahara santriah kelas V

Nisa Zahara

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *