Pesantren Bukan Bengkel

Pendidikan karakter yang sekarang telah menjadi tema sentral di pendidikan modern menjadi inti pendidikan pesantren selama berabad-abad. Adab sebelum ilmu atau character before knowledge adalah prinsip pendidikan pesantren. Karena tujuan pendidikan di pesantren bukan hanya pengajaran atau ta’lim saja tapi juga ta’dib atau pembentukan karakter. Pesantren bukanlah tempat yang terisolasi dari alam sekitar. Masjid atau mushalla, asrama, kelas serta lingkungan sekitar selalu menjadi kesatuan yang tak terpisahkan membentuk lingkungan pesantren. Kegiatan belajar tidak terbatas pada mengaji dan belajar dikelas saja, tapi juga seperti memelihara lingkungan serta beberapa penugasan-penugasan yang diterima oleh santri dari pesantren adalah bagian dari pendidikan yang ada di pesantren.

Ujian Praktik Mengajar

Maka, santri di pesantren itu tidak hanya sebagai objek pendidikan saja melainkan juga sebagai subjek. Sangat banyak hal yang akan mereka perankan di dalam pesantren dan inilah yang menjadi salah satu perbedaan mendasar bahwa di pesantren bukan hanya sekedar sekolah dengan aktifitas (Transfer of Knowledge) akan tetapi pesantren adalah “School of Being” yaitu pesantren sebagai tempat beramal, mengamalkan sekaligus mempraktekkan langsung apa yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-harinya.   Karena hakikat pendidikan yang dianut oleh pesantren adalah: “apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa yang dirasakan oleh para santri itulah pendidikan”.

Pengurus Organisasi Santri

Jika kita mau jujur terkait alasan para orang tua saat ini memasukkan putra-putrinya ke pesantren tentunya sangat beragam. Diantara keberagaman alasan tersebut yang paling sering kita dengar khususnya adalah kehawatiran para orang tua terhadap pergaulan di masyarakat yang nyaris bebas tanpa batas, seperti anak-anak yang baru duduk di bangku sekolah dasar mulai mengenal rokok bahkan tidak sedikit yang sudah mulai menghisapnya, pergaulan yang tidak sesuai dengan usianya, maraknya kenakalan anak, dunia digital yang mengerikan, dimana semua itu menjadi hal yang sangat menakutkan bagi para orang tua.

Tentu sebagai orang tua tidak ada yang menginginkan putra putrinya masuk ke dalam lingkaran pergaulan yang negatif serta tidak kondusif pada masa tumbuh kembangnya. Pemilihan pesantren sebagai Lembaga Pendidikan alternatif di antara lembaga pendidikan formal lainnya menjadi sebuah keniscayaan untuk “jalan selamat” dari lingkungan yang mengkhawatirkan tersebut.

Pesantren adalah tempat atau lembaga pendidikan dimana para pengasuh yang terdiri dari ustadz dan ustadzah, para pimpinan dibawah naungan yayasan berikhtiar guna mengarahkan para santri untuk menjadi baik atau bermoral. Bukan sebuah jaminan atau garansi yang diberikan melainkan sebuah ikhtiar.

Pembekalan Santri Kelas Akhir

Ikhtiar dalam kacamata Islam adalah sebuah upaya atau usaha sungguh-sungguh seorang hamba Allah untuk mendapatkan apa yang dikehendakinya. Mereka yang mengambil bagian di sebuah pesantren dalam mendidik para santri tak lain dan tak bukan hanya berusaha. Bukan menjamin atau memberi kepastian bahwa santri pasti menjadi baik moralnya.

Para orang tua semestinya meluruskan niat untuk memasukkan putra putrinya ke pesantren, bahwa hanya untuk menuntut ilmu karena Allah semata (lillahi ta’ala), serta mengikhlaskan perpisahan sementara dengan si buah hatinya. Harus yakin bahwa putra putrinya di pesantren itu dididik karena pesantren adalah medan pendidikan dan perjuangan, pesantren tidak hanya mendidik anak agar menjadi pribadi yang bertaqwa pada Allah SWT, pesantren juga melatih mentalitas para santri agar bisa menjadi individu yang berguna di masyarakat, memiliki militansi yang tinggi serta etos kerja yang mumpuni.

Halaqah Tahfidz

Karena pesantren adalah lembaga pendidikan bukan tukang sulap apalagi tukang sihir, maka perlu waktu bahkan terkadang prosesnya panjang untuk bisa memetik hasilnya nanti. Bengkel saja butuh proses untuk memperbaiki segala macam kerusakan yang terjadi, apalagi pesantren yang notabenenya sebuah lembaga pendidikan.

Pesantren selalu menjadi bagian dari masyarakat karena salah satu dari tujuan pendidikan di pesantren adalah kemasyarakatan, yang artinya kelak setelah tamat dari pesantren para santri mampu mengabdi dan berperan aktif serta memberi warna positif ditengah-tengah masyarakat. Pesantren mengajarkan Islam hingga intinya yaitu sebagai agama rahmatan lil alamin, memperjuangkan kemanusiaan, menghormati perbedaan dan menumbuhkan cinta tanah air.

*Tulisan diatas ditulis oleh Ust. Holis Wahyu P

Upacara Kegiatan Kepramukaan

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *