Hai, Santri Milenial Pesantren Terpadu Almuslim! Pernahkah kamu merasa ingin menyerah di tengah badai kehidupan? Itulah gambaran perjuangan di Pesantren Terpadu Almuslim, enam tahun berlayar melawan arus, demi meraih bintang-bintang impian di langit masa depan. Pada tahun-tahun awal, badai pertama yang harus dihadapi adalah adaptasi. Rindu keluarga, rutinitas ketat, dan aturan yang asing sering kali membuat langkah terasa berat. Namun, dari sinilah mental baja dan disiplin mulai ditempa. Setiap air mata menjadi latihan menjadi pelaut tangguh yang siap mengarungi samudra kehidupan.
Memasuki tahun ketiga dan keempat, badai konsistensi datang lebih besar. Godaan dunia luar, kejenuhan, serta keinginan untuk menyerah mulai menggoda. Namun justru di fase ini, karakter kuat dan arah hidup mulai terbentuk. Kemudian di tahun kelima dan keenam, cahaya tujuan mulai tampak seperti mercusuar di kejauhan. Namun justru di titik inilah badai terbesar datang menguji keteguhan. Yang bertahan sampai akhir akan memetik hasil yang luar biasa.
Para lulusan Pesantren Terpadu Almuslim akan pulang membawa empat ijazah sebagai simbol keberhasilan: Ijazah Pesantren sebagai bukti kekuatan mental dan spiritual, Ijazah MTs sebagai fondasi ilmu dasar, Ijazah MA sebagai gerbang pendidikan tinggi, dan Ijazah Tahfidz sebagai kompas hidup yang abadi. Empat ijazah ini bukan sekadar kertas, tetapi konstelasi bintang yang menerangi langkah di masa depan.
Pindah dari Pesantren Terpadu Almuslim ke tempat lain di tengah perjalanan ibarat berganti kapal di tengah laut, penuh risiko dan adaptasi yang tak mudah. Sistem pendidikan di Almuslim telah terbukti melahirkan alumni yang tangguh, mandiri, dan kreatif. Baru-baru ini, saya (penulis) menemukan karya kreatif salah satu alumni Pesantren Terpadu Almuslim. Melalui visual dan ungkapan sederhana namun sarat makna di platform TikTok, ia menyuarakan kebanggaannya sebagai alumni dengan penuh keyakinan: “Diminta tampil outdoor? Bisa! Presentasi? Siap! Mengajar? Ahlinya! Ceramah? Lancar! Main bola? Jago! Apalagi futsal! Bahkan menjadi wasit pun saya mampu. Dan yang terpenting, mampu mengangkat derajat orang tua.”
Kata-kata mendalam ini menjadi gambaran nyata bagaimana alumni Pesantren Terpadu Almuslim telah bertransformasi menjadi generasi tangguh dan militan yang siap menghadapi segala tantangan kehidupan. Ungkapan tersebut mencerminkan hasil dari proses panjang, disiplin tinggi, dan pembinaan karakter yang menyeluruh. Inilah bukti bahwa enam tahun di Almuslim bukan hanya tentang ilmu, tetapi juga tentang membentuk pribadi yang siap berlayar lebih jauh dalam kehidupan. Alumni bukan sekadar lulusan, mereka adalah navigator ulung yang telah diuji oleh badai dan tetap berdiri kokoh menatap cakrawala gemilang.
Oleh Ustaz Feri Irmawan, Amd. Kep, S.Pd, M.Pd. (Kepala Bidang Pengasuhan Pesantren Terpadu Almuslim)