Pertanyaan terkait cita-cita seseorang merupakan hal yang lumrah ditanyakan dan sering kita dapati dimanapun, tanpa terkecuali di lingkungan dunia pendidikan seperti pesantren. Selalu ada banyak pilihan jawaban dari santri tentang hal tersebut mengingat banyaknya profesi yang ada dan tentu saja setiap orang memiliki keinginan yang berbeda-beda sesuai dengan bakat yang dimiliki dengan menjadikan pilihannya kehidupanya itu untuk meraih dan menjadi yang terbaik, yaitu bercita-cita mulia dalam menggapai kesuksesan dunia dan akhirat.
Sebahagian dari santri dan santriah jika ditanya oleh ustadz atau ustadzahnya menyebutkan ingin menjadi dokter, polisi, tentara, guru dan sebagainya. Ada juga yang mengingnkan menjadi hafizh/ah al Quran dengan alasan suatu saat nanti dengan ridha Allah mereka ingin meletakkan mahkota kemuliaan dan hadiah syurga untuk ayah bunda, sungguh cita-cita mulia generasi masa depan yang cemerlang, kader khairul ummah, waladun shalihun yang sejati.
Bercita-cita mulia merupakan suatu harapan yang ingin dicapai setiap orang berupa raihan dan capaian prestasi terbaik, baik di dunia dan akhirat. Tidak hanya itu, santri berpotensi menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat dengan bekal ilmu serta talenta yang dimiliki, sebab apa yang dipelajari dan dilatih di pesantren adalah bekal hidup kelak setelah tamat dan terjun ke masyarakat (bermanfaat).
Santri dikenal dengan militansinya yang tinggi mampu berkarya dengan kreatifitas yang sering diasah di pesantren karena pesantren memberikan kebebasan kepada setiap santrinya untuk mengembangkan bakat yang dimiliki, darinya muncul ide-ide yang cemerlang dengan harapan dapat memberikan banyak manfaat dikehidupan masyarakat kelak, menjunjung tinggi nilai moral yang diajarkan dalam agama, mengikuti keteladanan sunnah Rasulullah sebagai panutan. Santri terlatih dengan jiwa kesabaran dan keikhlasan dalam menuntut ilmu sebagai kewajiban dengan mengharap ridha Allah semata.
Filosofi cita-cita setiap orang memiliki keinginan dapat merubah kehidupannya menjadi lebih baik, obsesi yang tinggi, diiringi dengan perjuangan, disertai bertaqwa kepada Allah dan Rasul-Nya tentunya akan menjadi orang-orang yang beruntung dikemudian hari.
Sebagaimana firman Allah:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’d [13]: 11).
Ayat diatas mengandung nilai motivasi dan positive wishes setiap insan dalam meningkatkan semangat dan menambahkan energi positif, membuang rasa bermalas-malasan dalam menjalani kehidupan dari ketetapan dan taqdir-Nya, namun semuanya butuh ikhtiar untuk menuju harapan yang lebih baik dengan cara berjuang, berkarya, giat menuntut ilmu dalam mewujudkan cita-cita luhur dengan sungguh-sungguh demi menggapai ridha Allah.
Dalam ayat lain, Allah menjelaskan:
يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ
“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya”. (Q.S al Insyiqaq [48]: 6)
Berikut cara meraih cita-cita karena Allah:
- Bertaqwa kepada Allah dan Rasulnya
- Berjihad (bersungguh-sungguh) dalam menuntut ilmu semata-mata karena ridha-Nya.
Belajar dengan penuh totalitas, kesabaran, dan kedisiplinan.
“bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu) serta jangan sekali-kali engkau merasa lemas (HR: Muslim)
- Jangan berputus asa!
- Memiliki keyakinan yang kuat dan semangat juang yang tinggi.
Seorang santri harus memiliki cita-cita yang besar bukan hanya untuk manfaat bagi dirinya sendiri, tapi untuk orang lain. Allah Maha Kuasa memberikan setiap kesuksesan kepada siapa yang ia kehendaki, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin jika Allah telah berkendak.
يَكْفِي أَنْ يَرْضَي رَبُّكَ وَهُوَ سَيَجْعَلُكَ عِنْدَ النَّاسِ جَمِيْلًا وَمَحْبُوْباً وَسَعِيْدًا
Cukup Tuhanmu ridha kepadamu, Dialah yang akan menjadikanmu baik disisi manusia dan dicintai serta membuat dirimu bahagia.
Maka, berlelah-lelahlah dalam kebaikan dan bersabarlah! Dunia tempat berlelah-lelah, sungguh tempat beristirahat dan kenyamanan adanya diakhirat (syurga).
*Ditulis oleh Ustadzah Nurlaila, ST (Guru Ilmu Komputer dan Pembina Jurnalis)