Guru antara Pekerjaan dan Pengabdian

Demi cintaku padamu

Kemanapun kaukan kubawa

Walaupun harus KUTELAN LAUTAN BARA

Demi cintaku padamu

Kegurun ku ikut denganmu

Biarpun harus BERKORBAN JIWA DAN RAGA*

 

Setidaknya beberapa bait lagu diatas mewakili tentang betapa dahsyatnya pengaruh cinta itu bagi kehidupan manusia. Juga tentunya upaya yang begitu besar untuk mempertaruhkan segala sesuatu yang ia miliki, bahkan tak sedikit yang berkorban pikiran, harta hingga jiwa untuk CINTA.

Kecintaan seseorang terhadap sesuatu bisa dilihat dari caranya. Cara ia meraih, menjaga dan memperjuangkannya. Maka jika ingin tahu seberapa besar cinta seseorang, lihatlah cara bagaimana ia memperjuangkannya. Tak terkecuali terhadap hobi dan pekerjaannya.

Bagaimana dengan mengajar dan mendidik?

Mengajar dan mendidik merupakan tugas pokok pengajar dan pendidik yaitu GURU. Dengan adanya berbagai macam pandangan terhadap guru serta tugas dan tanggungjawabnya maka akan menghasilkan persepsi yang berbeda pula. Bagi penulis mengajar, mengasuh dan mendidik itu bukan hanya sekedar hobi dan pekerjaan, melainkan sebuah pengabdian.

Pengabdian sangat erat kaitannya dengan keihklasan dan ketulusan, begitupula keihklasan dan ketulusan sangat erat kaitannya dengan kecintaan dan kasih sayang, semuanya itu dilalui dengan penuh perjuangan. Maka guru yang mengajar, mendidik dan mengasuh dengan penuh cinta dan kasih sayang kepada para muridnya bisa dipastikan ia akan jauh dari keluh kesah ditengah berat beban yang sedang ia pikul karena ia sangat mencintai murid-muridnya dan juga pekerjaannya. Bukanlah hal yang ringan sebuah tugas mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual, emosional, fisikal, intelektual maupun aspek-aspek lainnya.

Sungguh betapa mulianya tugas seorang guru. Tugas penting nan mulia ini tak akan bisa dilakukan dengan maksimal tanpa adanya perasaan cinta, tanggungjawab dan keihklasan. Guru melakukannya dengan tanpa paksaan, tekanan dan rasa ketakutan. Apabila ada seorang guru yang melakukan bukan karena rasa pengabdian tetapi karena keterpaksaan atau karena tekanan rasa ketakutan maka guru tersebut sesungguhnya bukanlah seorang “guru”. Ia tidak akan dapat berkontribusi bagi tujuan mulia pendidikan, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam perjalanannya tentulah pengabdian seorang guru tak akan pernah lepas dari yang namanya hambatan dan rintangan, karenanya pengabdian seorang guru pastilah akan selalu diikuti dengan pengorbanan-pengorbanan yang harus ia lakukan, baik pengorbanan kecil hingga besar. Ada sebuah pepatah mengatakan, “Berani menjadi guru tak takut untuk berkorban, takut berkorban jangan menjadi guru”. Kita tahu bahwa tidak sedikit guru yang mengabdi dengan tidak memerhitungkan besaran gaji yang ia dapatkan. Masih banyak guru-guru non PNS yang gajinya bahkan sangat jauh dibawah UMR (Upah Minimum Regional) buruh. Namun disinilah sebetulnya tantangan bagi seorang guru itu. Jika bukan karena pengabdian yang ia lakukan, maka bisa dipastikan ia tak akan mampu bertahan dalam pekerjaannya, dan ia bukanlah “guru” yang sebenarnya.

Pilihan hidup menjadi seorang guru apabila dilakukan dengan tulus ikhlas dan rasa cinta, maka akan membawa kehidupan seseorang kepada kehidupan yang penuh dengan kebahagian yang tak mampu diukur dengan materi apapun. Inilah modal terbesar yang akan membawa seseorang kepada kesuksesan besar dalam menjalani profesinya sebagai seorang guru: pengabdian.

Dik Doank seorang artis ternama negeri ini mengatakan “Guru yang tidak digaji tinggi tapi mendidik setulus hati, guru itu pasti wali kecilNya, yang kakinya berpijak dibelahan bumi manapun, Allah memberikan ridhaNya, karena guru itu bukan hanya sekedar memberi ilmu, tapi CahayaNya”.  Dik Doang yang telah mengundurkan diri dari kehidupan keartisannya dan saat ini aktif dalam kegiatan sosial dengan membangun Kandank Jurang Doank, yaitu sebuah sekolah untuk anak-anak yang tidak mampu sekolah dan membutuhkan pendidikan layak.

Yang sangat menarik dari hijrahnya Dik Doank kini adalah ketika ia ditanya kenapa tidak lagi didunia hiburan, ia hanya menjawab “saya mau fokus menjadi kekasih Allah, menemani Allah dan menjadi hamba Allah. Karena hanya Allah yang mengabulkan keinginan kita, kalau saya sudah menjadi kekasih Allah, Allah tidak akan membiarkan saya susah. Semua yang saya lakukan saya coba fokuskan untuk pengabdian kepada Allah melalui berbagi ilmu yang saya punya dan saya ingin menyebarkan ilmu sabar dan ikhlas yang Allah miliki”.

Sunguh apa yang dilakukan oleh Dik Doank ini tentunya sangat menginspirasi kita untuk para guru guna mengabdikan hidup ini kepada Allah melalui profesi sebagai seorang guru untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Maka guru yang memiliki rasa pengabdian yang tinggi dan penuh ketulusan serta keikhlasan dalam menjalankan tugasnya ia sesungguhnya telah memiliki modal yang sangat besar untuk menjadi guru yang professional. Ia akan berkembang dengan kebiasaan berfikir positif, reflektif, inovatif serta kreatif. Dengan prinsip hidup belajar sepanjang hayat “Long life education” ia akan terus belajar sehingga memiliki kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian maupun professional. Dengan kreatifitas dan inovasinya ia akan mampu mengatasi berbagai macam permasalahan yang ia hadapi dalam melaksanakan tugasnya. Bahkan keraguanpun tak akan singgah dalam kehidupannya.

 

Holis Wahyu Prasetyo

Kabid. Akademik

 

2 comments

    1. Mengajar adalah sebuah kegiatan (guru) dalam mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, sementara mengabdi adalah sebuah usaha dan upaya (guru) dalam rangka mempertanggungjawabkan ilmu-ilmu dan nilai-nilai positif yang ada pada dirinya guna memberikan perubahan pada pengetahuan, prilaku dan budi pekerti (akhlak) peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya.
      Mengajar juga bisa dijadikan salahsatu cara seorang guru untuk menuju kepada sebuah pengabdian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *