Sebagai implementasi dari program kerja tahunan Bagian Ibadah Pesantren Terpadu Almuslim Menyelenggarakan Bimbingan dan Praktek Qurban pada Jum’at, 25 Juli 2025 di Mushalla Putri. Kegiatan yang melibatkan santri kelas 1 putra dan putri ini menghadirkan Tgk. Sulaiman, seorang ahli fiqh dan praktisi qurban dari luar pesantren, sebagai nara sumber.
Tgk. Sulaiman (Tanoh Mirah )
Program ini dirancang secara khusus oleh Bagian Ibadah Pesantren untuk memberikan pemahaman komprehensif sekaligus pengalaman nyata tentang ibadah qurban, mulai dari aspek syar’i hingga teknis pelaksanaan. Dalam pembukaannya, Tgk. Sulaiman menguatkan materi dengan dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadits:
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَۙ
“Bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) agar mereka menyebut nama Allah atas binatang ternak yang dianugerahkan-Nya kepada mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, berserahdirilah kepada-Nya. Sampaikanlah (Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang rendah hati lagi taat kepada Allah.” ( QS. Al-Hajj: 34 )
Beliau juga mengutip Hadits:
ما عمِل آدميُّ من عملٍ يومَ النَّحرِ أحَبُّ إلى اللهِ من إهراق الدَّمِ، و إنَّه ليأتي يومَ القيامةِ بقرونِها و أشعارِها و أظلافِها، و إنَّ الدَّمَ ليقَعُ من اللهِ بمكانٍ قبل أن يقعَ إلى الأرضِ فطيبوا بِها نفسًا.
“Tidak ada amalan yang dilakukan oleh anak Adam pada hari al-Nahr (‘Aidiladha) yang lebih dicintai oleh Allah selain daripada menumpahkan darah (binatang korban). Sesungguhnya ia akan datang pada hari Kiamat dengan tanduk, bulu serta kukunya dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah sebelum ia jatuh ke bumi. Maka, tenangkanlah diri kamu dengan melakukannya.”
Hakikat dan Makna Qurban dalam Islam
Qurban (udhhiyah) dalam bahasa Arab berarti “penyembelihan hewan tertentu pada hari Nahr (Idul Adha) dan hari-hari Tasyriq dengan niat ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah.” Ibadah ini memiliki akar sejarah yang dalam, bermula dari pengorbanan agung Nabi Ibrahim AS dan ketulusan Nabi Ismail AS.
Allah SWT berfirman:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah.” (QS. Al-Kautsar: 2)
Hikmah dan Filosofi Qurban
Tgk. Sulaiman menjelaskan tiga dimensi utama qurban:
1. Dimensi Ketauhidan
Qurban adalah bentuk ketundukan mutlak kepada Allah, sebagaimana dicontohkan Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan anaknya karena perintah Allah.
2. Dimensi Pendidikan
Mengajarkan nilai-nilai:
– Pengorbanan (QS. As-Saffat: 102)
– Kepatuhan kepada Allah
– Kesabaran dan ketabahan
3. Dimensi Sosial
Sebagai bentuk kepedulian kepada sesama melalui pembagian daging qurban. Allah berfirman:
لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنكُمْ
“Daging dan darah qurban itu tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan dari kalian.” (QS. Al-Hajj: 37)
Praktek Qurban yang Benar
Tgk. Sulaiman memaparkan tata cara qurban yang mencakup:
1. Syarat Hewan Qurban
– Jenis: Unta, sapi, kambing/domba
– Usia: Minimal 6 bulan untuk domba, 1 tahun untuk kambing, 2 tahun untuk sapi
– Kondisi: Sehat, tidak cacat
Berdasarkan hadits:
أَرْبَعٌ لَا تُجْزِئُ فِي الْأَضَاحِيِّ
“Empat cacat yang membuat qurban tidak sah…” (HR. Abu Dawud)
2. Waktu Penyembelihan
– Dimulai setelah shalat Idul Adha
– Berakhir saat terbenam matahari tanggal 13 Dzulhijjah
3. Tata Cara Penyembelihan
– Membaca basmalah
– Menggunakan pisau tajam
– Menghadap kiblat
– Menyembelih dengan cepat untuk mengurangi penderitaan hewan
Harapan dari koordinator kegiatan ( Bagian Ibadah ) ingin menanamkan pemahaman bahwa qurban bukan sekadar ritual, tetapi sekolah kehidupan yang mengajarkan ketaqwaan dan kepedulian sosial.