Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian (Wikipedia). Secara Etimologi pengertian pendidikan adalah suatu proses mengembangkan kemampuan yang ada pada diri sendiri dan kekuatan individu. Adapun pengertian pendidikan menurut Kamus Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan dalam suatu negara pada umumnya berada di bawah naungan suatu Departemen atau Kementerian, akan tetapi pendidikan juga memungkinkan diterapkan secara Otodidak. Pendidikan bisa didapatkan secara formal maupun nonformal. Pendidikan formal adalah pendidikan melalui jalur resmi sebagai di atur menurut tingkatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pendidikan formal pada sekolah umum saat ini, dimulai baik dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Universitas dan sebagainya. Adapun pendidikan nonformal adalah pendidikan yang tidak terikat dengan suatu instansi, baik secara perorangan maupun kelompok seperti balai pengajian, Kelompok Bermain, sanggar kesenian dan berbagai lembaga pelatihan latihan lainnya. Pendidikan juga bisa didapatkan dengan cara melihat, mendengar dan merasakan hal-hal yang terjadi di sekitar.
Dalam penerapannya, baik dalam pendidikan formal maupun non formal, salah satu yang harus diperhatikan adalah faktor keteladanan antara pendidik terhadap anak didiknya., Pendidikan yang paling efektif adalah pendidikan dengan memberikan teladan kepada anak didik selama mereka berada dalam masa pembelajaran.
Dalam Islam keteladanan dalam mendidik anak sangatlah penting, banyak kisah-kisah hikmah dalam Al-Qur’an maupun dalam As sunnah yang menceritakan tentang keteladanan, baik contoh keteladanan yang dicontohkan oleh Nabi dan rasul maupun keteladanan yang dilakukan oleh orang beriman lainnya.
Keteladanan jauh lebih baik dari pada sekedar ajakan atau ucapan. Contohnya adalah Ucapan seorang ayah kepada anaknya, “Nak, Ayo kita ke masjid” dibandingkan dengan ucapan, “Nak, Sana pergi ke masjid !”. Walaupun sama-sama mengajak, tetapi dalam ucapan yang pertama, orang tua mengajak sembari memberi teladan kepada anaknya, dimana orang tua bukan hanya menyuruh, melainkan juga ikut mengerjakan. Sedangkan pada ucapan kedua, terlihat orang tua cenderung menyuruh saja tanpa ikut serta dalam perbuatan tersebut.
Terdapat sebuah pepatah Arab yang menyebutkan :
دَعْوَةُ الْحَالِ أَفْصَحُ مِنْ دَعْوَةِ الْمَقَالِ
“Mengajak dengan memberikan teladan jauh lebih efektif daripada dengan perkataan saja”.
Bagi seorang guru atau pendidik, maka sudah sepantasnya setiap guru selain memberikan nasihat juga harus banyak memberikan contoh teladan kepada anak didiknya. Karena karakter setiap anak dapat terbentuk dengan melihat, mencontoh dan meniru orang di sekitarnya, maka oleh karena itu mari kita memberikan contoh yang terbaik untuk anak didik kita.
Dalam sejarah disebutkan, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah sosok manusia yang mendidik umatnya dengan memberikan contoh teladan, sehingga Allah سبحانه وتعالى memberikan gelar kepada beliau dengan julukan Uswatun Hasanah, seperti di dalam surah Al Ahzab ayat 21 yang berbunyi :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya : “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. (Al Ahzab ayat 21)
Selanjutnya dalam Surah At Taubah ayat 128 juga disebutkan :
لقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Artinya : “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”. (Q.S At Taubah ayat 128)
Maka dari itu sangat jelas, pendidikan yang paling utama dan paling efektif adalah pendidikan dengan memberikan nasihat disertai banyak memberikan contoh teladan, maka tujuan dari pendidikan tersebut akan tercapai. Contoh keteladanan terbaik ada pada baginda Nabi, beliau dalam berjuang ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh para sahabatnya. Beliau tidak hanya hanya mementingkan diri beliau saja, namun juga menginginkan kebaikan, keimanan dan keselamatan untuk umatnya.
Beliau sangat penyayang dan penuh rasa belas kasihan terhadap orang-orang yang beriman. Bahkan beliau masih saja mengingat dan menyebut umatnya hingga hembusan nafas terakhirnya. Inilah sosok baginda Nabi, beliau tidak hanya mendidik umatnya dengan perkataan dan sabda-sabda beliau, namun beliau juga memberikan contoh suri teladan, sehingga beliau juga diberikan gelar sebagai Rahmatan lil ‘alamin yang berarti “Rahmat bagi seluruh alam”. Contoh keteladanan lainnya adalah saat beliau memerintahkan umatnya untuk berjihad, maka rasulullah tak pernah ketinggalan untuk berjihad.
Seorang ahli sejarah dan penulis non-muslim yang bernama Michael H. Hart di dalam bukunya 100 A Rank of the Most Influential Persons in History (100 Tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah) ia menyebutkan Nabi Muhammad berada pada urutan pertama. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi setiap orang khususnya umat muslim agar meneladani konsep pendidikan yang diterapkan oleh Rasulullah. Terlebih di zaman teknologi 4.0 ini, di mana anak-anak sangat mudah meniru bahkan terpengaruh oleh lingkungannya. Maka sudah seharusnya setiap orang memberikan contoh yang baik di mana saja, terutama di rumahnya dan di tempat pendidikannya. Karena seorang anak akan meniru dan meneladani orangtua dan gurunya.
Sekilas tentang penulis
- Nama: Ust. M. Nazar Saifuddin, S.Pd
- TTL: Bireuen, 26 Juni 1996
- Asal: Dusun Timu, Juli Keude Dua, Juli, Bireuen
- Pengajar Tahfidz & Ilmu al Quran
