“Tak kenal maka tak sayang, jika sudah kenal maka akan sayang”, begitu bunyi sebuah pepatah yang sangat fenomenal di kalangan remaja maupun orang dewasa. Andaikan pepatah itu kita artikan kurang lebih begini; jika kita sudah mengenal sesuatu, maka barulah kita akan sayang”. Lantas apakah hal itu juga berlaku pada matematika? Apakah jika kita sudah mengenal matematika maka kita akan sayang? Seperti yang kita ketahui bahwa pelajaran matematika menjadi pelajaran wajib di sekolah dan bahkan sudah dikenalkan kepada para siswa tingkat TK melalui pengenalan angka-angka dan perhitungan sederhana, namun faktanya mengapa matematika juga tak disayang-sayang, padahal sudah dikenal. Buktinya banyak siswa di Indonesia manghindari matematika, banyak survei-survei yang menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa di Indonesia ini rendah jika dibandingkan dengan negara lain, bahkan banyak juga kita lihat kata matematika dibuat menjadi lelucon, saking tidak disukainya matematika. Mengapa pepatah “Tak kenal maka tak sayang, jika sudah kenal maka akan sayang” kurang berlaku di matematika, apakah karena kurang mengenal atau memang sama sekali tidak mengenal, dalam hal ini mengenal keseluruhan apa itu matematika dan manfaat matematika.
Oke, sebelumnya mari kita mencoba menjawab dua pertanyaan berikut;
Pertama; mengapa harus ada matematika? Kedua; matematika itu ditemukan atau diciptakan?
Tahukah berapa jarak matahari ke bumi? Jarak matahari ke bumi itu sekitar kurang lebih 151 juta km. Pernahkah kita membayangkan apa yang terjadi jika jarak bumi ke matahari lebih dekat dari posisi saat ini, tentu saja makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup karena panasnya suhu yang ada di bumi, pun sebaliknya, bagaimana jika posisi bumi ke matahari lebih jauh dari posisi asli saat ini? Suhu bumi akan sangat dingin dan juga mengakibatkan tidak ada kehidupan di bumi ini. Mari kita bayangkan betapa besar ilmu Allah Swt yang mengetahui segalanya, memperhitungkan segalanya, memposisikan segalanya tanpa ada cacat sedikitpun. Sadarkah kita bahwa dalam penciptaan alam semesta matematika itu sudah ada, proses bermatematika sudah digunakan, seperti hal tadi, jarak antara matahari dengan bumi itu harus pas, tidak lebih dan tidak kurang sedikitpun, perhitungan jarak antara dua objek merupakan bagian dari matematika. Jadi, sederhananya matematika sudah ada sebelum makhluk di bumi ini ada.
Matematika itu ada karena kita perlu matematika, zaman dulu sebelum manusia mengenal baca tulis, bahkan angka-angka dan simbol-simbol belum ada, tanpa sadar umat manusia sudah bermatematika, Contohnya dalam mengembala domba, umat manusia pada saat itu saat pagi hari domba-domba tersebut mereka keluarkan dalam kandangnya. Pada pagi dan sore para penggembala perlu memastikan bahwa tidak ada satu pun domba yang hilang. Bagaimana mereka tahu ada domba yang hilang, jika jumlah dombanya saja tidak bisa mereka simbolkan? Para pengembala itu menggunakan batu untuk menandai domba-domba tersebut, mereka mengumpulkan banyak bebatuan kecil lalu ditumpukkan. Jika satu domba keluar dari kandang, maka satu batu dikeluarkan dari tumpukkan tersebut. Setiap kali domba keluar dari kandangnya, maka beberapa batu akan dikeluarkan dari tumpukan batu itu. Jika seluruh domba sudah keluar, maka batu yang tersisa ditumpukkan lalu dibuang (atau jika kurang, mereka mengambil batu yang baru). Dengan demikian, banyaknya domba akan sama dengan banyak batu itu. Nah, batu-batu itu jika dilihat dari pandangan matematika sekarang merupakan himpunan dari bilangan asli. Ini adalah bentuk perhitungan paling mendasar. Dengan cara inilah orang-orang terdahulu bermatematika. Begitulah mengapa konsep matematika ada. Secara tak langsung sedikit demi sedikit konsep matematika muncul lalu ditemukan dan dipakai untuk menyelesaikan permasalahan mereka. Jika dibaratkan matematika itu seperti harta karun yang tinggal menunggu waktu untuk ditemukan, tergantung bagaimana kondisi permasalahannya.
Perkembangan sains yang sangat pesat ini tak luput dari sumbangsih matematika, contoh hal kecil; dalam penciptaan pesawat, saat memperhitungkan keseimbangan pesawat, memperhitungkan luas pesawat, besar tekanan pesawat, semua itu matematika terlibat di dalamnya. Bayangkan jika matematika tidak ada, maka pesawat tidak akan ada, perkembangan sains sampai sejauh ini tidak akan ada. jika matematika tidak ada, maka kita tidak dapat mempelajari struktur dan perubahan yang terjadi di alam semesta, akibatnya ilmu alam seperti fisika, kimia, biologi tidak dipelajari sehingga teknologi canggih tidak akan pernah ada.
Selain dari pada itu bagi kita yang baru mengenal dasar dari matematika, matematika itu penting untuk membangun logika. Banyak penelitian menunjukkan bahwa dengan belajar matematika kemampuan berpikir kritis akan meningkat. Mengapa demikian? Karena pada dasarnya matematika itu ilmu yang menggunakan logika, bernalar, dan berpikir secara deduktif, bukan sekedar hitung-hitungan. Jika kita analogikan, tubuh yang sering berolah oralahraga dengan yang tidak berolahraga mana fisiknya lebih kuat? Tentu yang sering berolahraga. Bermatematika merupakan proses bernalar dalam memahami masalah, menganalisa, memecehahkan lalu menyimpulkan masalah. Kemampuan berpikir akan terus meningkat sampai ke tahap berpikir kritis jika terus diasah (dalam hal ini bermatematika). Apalagi dengan konsisi saat ini dimana dunia sudah memasuki era industry 4.0. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan oleh semua umat manusia. Perubahan masa ke masa yang tidak pasti mengharuskan umat manusia harus cepat beradaptasi dalam memahami situasi dan kondisi, dalam hal ini kemampuan berpikir kritis sangat diutamakan.
Oleh karena itu matematika sangat penting dalam kehidupan di dunia ini, umat manusia sangat membutuhkan matematika, matematika ada untuk menyelesaikan berbagai problematika, untuk membantu umat manusia dalam memudahkan pekerjaannya, untuk memecahkan berbagai masalah-masalah yang ada, dan tak kalah pentingnya bagi kita semua, matematika merupakan salah satu jembatan untuk meningkatkan kemampuan kita dalam berpikir, tentu ini sangat berguna dalam membangun ilmu-ilmu lainnya. Matematika itu sudah menyatu dalam kehidupan kita yang memang tidak bisa kita pisahkan, sehingga pentingnya bagi kita semua untuk memahami dan bermatematika.
Sekilas tentang penulis:
- Nama: Ust. Mirza Aulia, S.Pd
- TTL: Bireuen, 1997
- Alamat: Kutablang
- Pengajar: Matematika
